Text
Tuhan pun Puasa
Allah begitu sabar terhadap manusia, cinta dan romantisme-Nya tidak berdasarkan kekuasaan belaka. Allah pun mempunyai rasa "memiliki" terhadap manusia. Dengan setia Allah tetap menerbitkan matahari tanpa peduli apakah manusia mensyukuri atau tidak.
Allah tetap memancarkan cahaya matahari tanpa memperhitungkan berbagai pengkhianatan manusia terhadap-Nya. Allah "berpuasa" menahan diri dari murka-Nya terhadap manusia.
Puasa adalah "milik khusus" di haribaan-Nya. Sampai-sampai Ia mengorbankan diri-Nya seakan-akan Ia butuh sesuatu dari ibadah manusia, padahal puasa merupakan proses dasar pembebasan dan penyelamatan manusia atas dirinya sendiri. Cak Nun dengan sangat jernih memandang semua "puasa" dari berbagai sisi yang mampu menjernihkan batin dan mencerahkan pikiran kita.
02618 | 808 EMH t | My Library (800) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain