Text
Pergi
Begitulah rumus kehidupan. Dalam perkara shalat ini, terlepas dari apakah seseorang itu pendusta, pembunuh, penjahat, dia tetap harus shalat, kewajiban itu tidak luntur. Maka semoga entah di shalat yang ke-berapa, dia akhirnya benar-benar berubah. Shalat itu berhasil mengubahnya. Midah pasti pernah bilang itu kepadamu''(Hlm. 86)
''Kehidupanmu ada di persimpangan berikutnya, Agam. Dulu kamu bertanya tentang defenisi pulang, dan kamu berhasil menemukannya, bahwa siapapun pasti akan pulang ke hakikat kehidupan
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Resensi Novel "Pergi" karya Tere Liye", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/mayjuli/5b72b77d43322f411754f048/resensi-novel-pergi
Kreator: Septi Mayuli
'Begitulah rumus kehidupan. Dalam perkara shalat ini, terlepas dari apakah seseorang itu pendusta, pembunuh, penjahat, dia tetap harus shalat, kewajiban itu tidak luntur. Maka semoga entah di shalat yang ke-berapa, dia akhirnya benar-benar berubah. Shalat itu berhasil mengubahnya. Midah pasti pernah bilang itu kepadamu''(Hlm. 86)
''Kehidupanmu ada di persimpangan berikutnya, Agam. Dulu kamu bertanya tentang defenisi pulang, dan kamu berhasil menemukannya, bahwa siapapun pasti akan pulang ke hakikat kehidupan. Kamu akhirnya pulang menjenguk pusara bapak mamakmu, berdamai dengan masa lalu yang menyakitkan.Tapi lebih dari itu, ada pertanyaan penting berikutnya yang menunggu dijawab. Pergi. Sejatinya, kemana kita akan pergi setelah tahu defenisi pulang tersebut? Apa yang harus dilakukan? Berangkat ke mana? Bersama siapa? Apa 'kendaraannya'? Dan kemana tujuannya? Apa sebenarnya tujuan hidup kita? itulah persimpangan hidupmu sekarang, Bujang. Menemukan jawaban tersebut. 'Kamu akan pergi kemana?, Na
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Resensi Novel "Pergi" karya Tere Liye", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/mayjuli/5b72b77d43322f411754f048/resensi-novel-pergi
Kreator: Septi Mayuli
'Begitulah rumus kehidupan. Dalam perkara shalat ini, terlepas dari apakah seseorang itu pendusta, pembunuh, penjahat, dia tetap harus shalat, kewajiban itu tidak luntur. Maka semoga entah di shalat yang ke-berapa, dia akhirnya benar-benar berubah. Shalat itu berhasil mengubahnya. Midah pasti pernah bilang itu kepadamu
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Resensi Novel "Pergi" karya Tere Liye", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/mayjuli/5b72b77d43322f411754f048/resensi-novel-pergi
Kreator: Septi Mayuli
Sekuel dari Novel “Pulang” ini menceritakan tentang tokoh Bujang yang menjadi penerus Tauke Besar di Keluarga Tong, salah satu keluarga Shadow Economy di dunia. Semenjak dibawa dari Talang, Bujang dibesarkan menjadi laki-laki yang berpendidikan tinggi, cerdas, cekatan, ahli taktik, dan sekaligus tukang jagal nomor satu Keluarga Tong. Hingga akhir hayat Tauke Besar, Bujang yang masih tergolong muda dipilih menjadi Kepala Keluarga Tong, Tauke Besar yang baru.
02586 | 813 TER p | My Library (800) | Tersedia |
02590 | 813 TER p | My Library (800) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain