Text
Rendra: Ia tak pernah pergi
Baginya, menulis puisi bagaikan yoga sastra dan bermain drama itu yoga drama, itu ruang ibadah... Puisi bukan sebatas di atas kertas,drama bukan sebatas di atas panggung. Ia tak mau dibatasi hanya sekadar bicara embun yang jatuh dari ujung daun dan gemercik air kali, tapi mau mengerti kebijakan ke kuasaan terhadap nasib rakyat. Dengan demikian, puisinya hendak terus-menerus melisankan langsung
kepada khalayaknya, bahkan menyiratkan ambisinya untuk mengembalikan puisi pada fungsi sosialnya yang jelas.
Buku ini mengajak pembaca untuk selalu mengenang Rendra, laki-laki yang namanya tertulis dengan tinta emas dalam
sejarah teater dan kesusastraan Indonesia modern. Rendra telah tiada, namun karya-karyanya yang monumental membuatnya
seperti tak pernah pergi…
03303 | 920 AND r c.1 | My Library (900) | Tersedia |
03304 | 920 AND r c.2 | My Library (900) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain