Text
Senja yang Mendadak Bisu
Bah Kanta masih ingat apa yang dikatakan calon bupati berambut pitak kala itu, “Sst…, bukan buat dimakan…,” bisiknya pelan, mata culasnya melirik ke kiri dan kanan, takut ada yang mendengarkan. “Buat syarat, Ki… ehm buat… anu, sesajen. Minta berkahnya begitu lho, Ki. Namanya juga ikhtiar, sebentar lagi Pilkada, Ki.” Begitu katanya, sambil matanya bergerak-gerak tak mau diam. Barangkali begitulah gelagat manusia yang tak bisa dipercaya, batin Bah Kanta.
Bah Kanta tak pernah mengira bahwa senja bisa tiba-tiba bisu.
02001 | 813 LUG s | My Library (813) | Tersedia |
00433 | 813 LUG s c.2 | My Library (813) | Tersedia |
08891 | 899.221 LUG s c.3 | My Library (800) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain